Wednesday, April 09, 2008

Kawah Putih.
Ketika melangkahkan kaki menuruni tangga, tampak jari-jari yang menari di atas senar kecapi. Lantunan lagu Sunda oleh seorang Bapak dengan penutup kepala yang khas itu seakan-akan mengiringi kedatangan kami memasuki lokasi.


Hawa sejuk pun menyergap, bahkan kepulan-kepulan asap putih dari mulut menyertai kami yang berbicara satu sama lain. Akhirnya sampai juga kami di tujuan pertama perjalanan.


Air yang menggenangi kawah itu memang memiliki warna khas, berpadu dengan tebing dan langit biru sungguh menyajikan pesona indah tersendiri.

Tampak para pengunjung di sana berdiri dan menyusuri pinggiran kawah itu. Tak ketinggalan juga kami yang melangkah ke sana sini untuk mencari sesuatu yang menarik.


Setelah asyik dan puas menikmati, kami pun pergi. Beranjak dari lokasi dan menaiki tangga yang tadi kami tapaki. Sekali lagi terlihat jari-jari yang menari di atas senar kecapi, kali ini bukan Bapak tadi yang menyanyi. Melainkan temannya seorang pedagang yang sedang istirahat di sana sembari menemani.

Sungguh sebuah pemandangan sederhana akan sebuah kekerabatan yang mendalam. Yang sama-sama berjuang dalam pergumulan hari, duduk sejenak melepas lelah sambil berseri.

-rdt-