Ponsel n Charger
Ponsel...........,sosok yang begitu gemerlap, hingar bingar sebuah pelengkap kehidupan. Menjadi sebuah alat yang penting untuk beraktivitas, berkomunikasi satu sama lain menembus batas, menyingkat jarak dan waktu.
Ditenteng kemana-mana, status standby selalu, menunggu panggilan sewaktu-waktu. Ponsel tetaplah ponsel, Ponsel bukan sang abadi, yang bisa menapaki puncak untuk selamanya. Ada saatnya juga si Ponsel menjalani kondisi yang menurun dan ... "te not" -LOW BATT-...dan "te not, te not, te not" BATTERY EMPTY.
Nah ini dia, di kala si Ponsel tersungkur tak berkutik, dan tak berdaya untuk hidup kembali, barulah akan teringat Charger. Bagai siraman kehidupan baru, Charger menjalani tugas untuk menemani si Ponsel membangun diri menuju puncak kembali.
Lebih sering terdengar seruan "Handphone saya di mana ya?" dibandingkan "Charger saya di mana ya?" kenapa? karena si Ponsel memang tidak perlu di-charge setiap hari. Well memang sebuah elemen balik layar yang tidak istimewa untuk digembar-gemborkan.
Handphone saya bisa motret loh, bisa bluetooth, bisa ini ,bisa itu dll.... lah charger, ya so pasti bisa ngecharge doang.
Charger memang pahlawan yang kadang terlupakan, terutama untuk Ponsel dalam kondisi puncak, kuat dan perkasa.
Kapan ya menjadi Ponsel? dan kapan menjadi Charger?
Menjadi Charger yang selalu mensupport si Ponsel di belakang dan melepas pergi Ponsel dengan battery full, ato menjadi Charger yang berfungsi setengah2? ato malah nggak berfungsi sama sekali. Memang ketiganya meninggalkan kesan yang berbeda.
Menjadi Ponsel? sampai pada saatnya pasti memerlukan Charger. Namun Ponsel juga beragam dan membutuhkan Charger khusus. R520m? so pasti butuh charger Ericsson, ga bisa nokia bo.
(Renungan tatapan sesaat)
Sunday, July 18, 2004
Subscribe to:
Posts (Atom)