Thursday, November 29, 2007



Menatap sebuah potret bayangan
Teringat akan sebuah kenangan

Ketika itu liburan sekolah tiba.
Saat yang dinanti tuk melangkah.

Bercelana pendek dan bersendal jepit.
Ditemani oleh Ibu, aku sampai di terminal
Melirik sana sini mencari tumpangan.
Mencari jurusan Bengkayang arah tujuan.

Aku dilepas Ibu ketika itu.
Memulai perjalanan tuk berangkat sendiri.
Dalam sekejap bis pun beranjak .
Dan aku duduk terjepit, oleh penumpang dewasa.

Terkenang setiap saat tiba di sana.
Aku diberikan sebuah kunci sepeda.
Sepeda hitam dengan sebuah keranjang.
Sebuah kendaraan tuk memulai liburan.

Banyak kenangan tak terlupakan di sana.
Bahkan kenakalan yang kini mengundang senyuman.
Di sana aku belajar bersepeda dan berenang.
Sampai bisa lepas tangan dan mengarungi jeram.

Ada "dia" yang ketika itu memberikan tuntunan.
Memboncengi aku dan sepupuku yang kala itu masih bocah.
Namun belum sempat aku mengucapkan beberapa kata padanya.
Dia telah pergi untuk selama-lamanya.

-rdt-

2 comments:

Filbert Anthony said...

Datang dan Pergi adalah Hukum Alam
Namun Kehidupan selalu menyisakan Sesuatu yang Indah untuk dikenang.
-Filbert-

Rudi said...

Yoi Filbert, adalah kesempatan untuk menoreh goresan.