Thursday, November 29, 2007



Menatap sebuah potret bayangan
Teringat akan sebuah kenangan

Ketika itu liburan sekolah tiba.
Saat yang dinanti tuk melangkah.

Bercelana pendek dan bersendal jepit.
Ditemani oleh Ibu, aku sampai di terminal
Melirik sana sini mencari tumpangan.
Mencari jurusan Bengkayang arah tujuan.

Aku dilepas Ibu ketika itu.
Memulai perjalanan tuk berangkat sendiri.
Dalam sekejap bis pun beranjak .
Dan aku duduk terjepit, oleh penumpang dewasa.

Terkenang setiap saat tiba di sana.
Aku diberikan sebuah kunci sepeda.
Sepeda hitam dengan sebuah keranjang.
Sebuah kendaraan tuk memulai liburan.

Banyak kenangan tak terlupakan di sana.
Bahkan kenakalan yang kini mengundang senyuman.
Di sana aku belajar bersepeda dan berenang.
Sampai bisa lepas tangan dan mengarungi jeram.

Ada "dia" yang ketika itu memberikan tuntunan.
Memboncengi aku dan sepupuku yang kala itu masih bocah.
Namun belum sempat aku mengucapkan beberapa kata padanya.
Dia telah pergi untuk selama-lamanya.

-rdt-

Wednesday, November 28, 2007


"Kapankah dirimu kembali?"


Secuil senyum kecil merekah, ketika membaca pertanyaan itu dari seorang teman seperjuangan.

"Sabarlah temanku", ketikan singkat inilah yang saat itu terkirim padanya.

Lantas dia bertanya "Kenapa?"
Kembali aku tersenyum memandang pertanyaan yang singkat namun mendalam ini.

"Tak semua hal dapat kuungkapkan dengan kata-kata", demikian aku menjawabnya.

Dan kujanjikan satu hal padanya, bahwa sampai pada saatnya nanti pasti dia akan mengerti sendiri "kapan" dan "kenapa".

Dalam sebuah perjalanan masa
Ingin aku mengecap rasa
Menghirup aroma alam yang menggelora
Bagai kelana yang mengembara


Mendaki ke puncak gunung


Menyusuri dasar pantai


Mengarungi perut bumi



Membuka mata akan kebesaran-Nya


Menatap kejernihan yang penuh makna


Yang sampai pada saatku nanti, tak sedikit pun aku kan menyesal.

Ketika mata terpejam, terasa aliran nafas halus.
Menyelimuti diri untuk memahami, bahwa

"Hidup itu, tak hanya sekedar bicara"



-rdt-