Hari-H Cap Go Meh.
Pagi-pagi sebelum pukul enam, terdengar pengumuman yang diumumkan oleh mobil keliling di jalan yang mengabarkan bahwa sejumlah jalan utama akan ditutup pada puncak perayaan Cap Go Meh di tanggal 21 Februari 2008 itu.
Setelah berkumpul dan mempersiapkan diri, kami pun turun ke jalan menerobos keramaian massa yang teramat sangat padat untuk menyaksikan para tatung yang sedang mengadakan ritual. Dalam kondisi ini, masing-masing dari kami diingatkan untuk waspada dari ulah para copet.
Menelusuri jalan utama yang penuh sesak oleh penonton dan para tatung saat itu memang membutuhkan sedikit perjuangan. Agar bisa berjalan dengan lebih cepat dan tanpa hambatan yang banyak, kami pun sesekali menyusup ke dalam iringan rombongan tatung yang sedang berpindah tempat.
Gendang, simbal dan lainnya yang dibunyikan bersamaan menimbulkan suara yang nyaring sekali bagai speaker raksasa yang sedang bergema di tengah lapangan.
Sesekali kami lirik ke kiri dan ke kanan, terkadang berhenti untuk jepret-jepret. Banyak pemandangan yang terkadang susah diungkapkan dengan kata-kata. Tampak para Tatung tampil dengan berbagai kostum tersendiri yang khas.
Tampak juga tatung yang menjalankan berbagai ritual tersendiri, bahkan dengan beraneka ragam "piercing". Ini pertama kalinya bagi saya melihat "piercing" ala gantung kaleng seperti itu.
Ketika menerobos ke pusat lelang, tampak seorang adik kecil yang juga tatung.
Dan di dekat altar yang didirikan di tenda lelang, tampak sekelompok tatung yang "piercing" dengan batang pohon dan sedang menari sambil menghirup asap kemenyan.
Keramaian tersebut berlangsung sampai sore, di mana massa berangsur-angsur membubarkan diri. Ada berbagai pemandangan yang kami temui di sana,terutama ekspresi dengan berbagai makna yang terpendam.
-rdt-
Wednesday, February 27, 2008
di 1:34 PM
Label: Singkawang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment