(Kisah Sawarna 1)
Perjalanan menuju desa Sawarna dimulai dari Sarinah.
Ternyata dalam perjalanan ada beberapa kendala, sehingga mesti singgah di Carita.
Sambil menunggu penyelesaian kendala, kami pun mengisi perut.
Sebagian dari kami nongkrong di warung , sebagian juga duduk di tepi pantai .
Sempat kami dilarang oleh satpam pengelola hunian di tepi pantai untuk masuk lewat pintu mereka. Tapi seperti biasa, bisa aja dinego dan akhirnya masuk tanpa biaya.
Di Carita pantainya pasang lumayan tinggi. Ketika duduk kami pun dihampiri oleh para pedagang dan tukang pijit.
Mas, tattonya mas... temporary..!, satu per satu yang duduk pun menggeleng.
Tak lama kemudian lewat tukang suvernir yang menawarkan kepiting hiasan warna orange. Setelah si pedagang berlalu kita pun saling berhadapan, ternyata pada jadi ngiler kepiting saos padang atau asam manis. Haha..
Lalu lewat seseorang dan menjulurkan telapak tangannya menawarkan udang segar. Berlalu juga tanpa hasil.
Dipijit mas, biar enak ga pegel-pegel ! Hehe.... masih belum ada juga yang bergeming untuk transaksi.
Lantas lewat seorang Ibu yang sudah tua. Dek...pisangnya.... 4 ribu borong semua!
Akhirnya diborong juga tuh pisang.
Karena kebelet, akhirnya kami pun ke sana sini mencari toilet.
Meninggalkan pantai Carita, menuju lokasi bus yang sedang diperbaiki.
Tampak dari kejauhan ada sesuatu yang menggoda. Lantas beberapa dari kami pun mendekati lokasi.
Ada kawanan ternak yang sedang merumput di bawah pohon.
Pemandangan yang sederhana, namun sanggup membisikkan makna .
"Kesederhanaan dalam menjalani hidup, yang dengan tekun menghadapi tuntutan perut."
-rdt-
Thursday, January 03, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Ternyata pada doyan pisangg yach...
Haha..tuh karena murah kali bos..jadi diborong teman gw trus dibagi2..hihihi
maklum...
Post a Comment